Pada Selasa (27/5/2024), siswa siswi kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Surabaya laksanakan ujian praktek mapel Seni budaya membuat batik Shibori. Praktek ini dilaksanakan di halaman sekolah dan diikuti oleh seluruh kelas IX putra maupun putri. Teknis pengerjaan batik Shibori dilakukan secara individu atau dilakukan oleh masing-masing siswa.
Istilah Shibori bukanlah hal yang asing ditelinga. Berasal dari negara Jepang, Shibori berasal dari kata kerja ‘shiboru’ yakni merupakan teknik pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak jauh berbeda dengan batik (meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana). Tak heran jenis kain yang satu ini acap kali disebut dengan ‘batik’ asal Jepang. Pembuatan batik Shibori tidak jauh berbeda dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat lalu dicelup. Pertama kain di lipat sesuai dengan arahan guru pengampu mapel Seni Budaya. Setelah dilipat, kain diikat dengan melapisi beberapa bagian untuk dilindungi agar tidak terkena corak pewarna. Selanjutnya kain di celup pada pewarna pada bagian-bagian tertentu dengan warna yang bermacam-macam sehingga tercipta pola sesai dengan bagian yang diwarnai.
Melalui kegiatan ini kita dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan keterampilan siswa. “Pembuatan batik Shibori ini sangat mudah, bahan-bahan yang dibutuhkan carinya gampang dan harganya murah”, ujar Ustadzah Ana saat ditanya mengapa memilih batik Shibori untuk ujian praktik siswa siswi kelas IX. Selain itu, batik Shibori juga bisa dijadikan sebagai salah satu ide usaha untuk para wirausaha rumahan pemula yang ingin berwirausaha tapi masih minim budget.
Penulis : Mercindy Vernt